Desember 23, 2024

Hari: 11 April 2024

 

Bukittinggi.terasnagarinews.com

MEMASUKI hari ke-2 libur Lebaran, pusat kuliner terbesar di Sumatera Barat, Stasiun Lambuang Bukittinggi diserbu ribuan pengunjung.

 

Sejak siang, pengunjung yang berdatangan dari berbagai daerah, silih-berganti menyesaki kawasan kuliner Stasiun Lambuang Bukittinggi.

 

Hingga jam makan malam, terlihat arus pengunjung yang memasuki areal Stasiun Lambuang semakin meningkat, sehingga tidak tertampung lagi oleh ketersediaan meja dan kursi.

 

Hal ini sudah diprediksi sebelumnya ketika Sekdako Bukittinggi, Martias Wanto dan Kadis Perdagangan/ Perindustrian, Wahyu Bestari melakukan pengecekan kesiapan Stasiun Lambuang menghadapi Idul Fitri 1445 H.

 

“Situasi dan kondisi yang kita prediksi sebelumnya, saat melakukan pengecekan kesiapan Stasiun Lambuang, terbukti hari ini, bahkan melampaui taksiran prediksi saat itu”, kata Wahyu.

 

 

“Makanya, sebelum libur lebaran kemarin kita sangat mengharapkan realisasi CSR Bank BNI, yang sudah direncanakan akan mengalokasikan penambahan meja dan kursi di areal Stasiun Lambuang ini”, Wahyu menambahkan.

 

Sebanyak 39 gerai UMKM zona 1 dan zona 2, yang buka pada H+2, dibuat kewalahan melayani ramainya pesanan pengunjung. Petugas kebersihan juga terlihat bekerja cukup ekstra mengemasi sampah yang berserakan.

 

Sony, salah seorang perantau asal Payakumbuh, yang mudik dari Kota Pakan Baru tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya, saat menikmati sajian kuliner di Stasiun Lambuang Bukittinggi.

 

“Nyaman sekali berada disini Pak, 2 rombongan keluarga besar yang saya ajak ke Stasiun Lambuang ini, bisa bebas menikmati beragam kuliner, yang dipusatkan dalam satu kawasan yang luas dan berada di tengah Kota”, ungkap Sony.

 

Sony juga mengapresiasi ketersediaan lahan parkir yang luas dan bisa menampung ratusan kendaraan roda 2 dan roda 4, yang selama ini menjadi isu sentris perantau ketika musim liburan Lebaran tiba.

 

Selain menjadi pusat kuliner dan penyediaan lahan parkir baru, Keberadaan Stasiun Lambuang juga mampu memecah konsentrasi masyarakat, yang selama ini cenderung terakumulasi di pedestarian Jam Gadang. (Asarajo)