Desember 23, 2024

Hari: 14 November 2024

Pemko Bukittinggi Realisasikan Program RTLH Tahun 2024

Bukittinggi, terasnagarinews.com. Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, gelar rapat koordinasi progres program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) tahun 2024. Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Kepala Dinas PUPR di Bukittinggi Command Center (BCC) Balaikota, Rabu, 13 November 2024.

Kepala Dinas Perkim, Ebyuleris, menjelaskan, pemerintah dan DPRD sudah menyalurkan bantuan perbaikan RTLH untuk 87 unit rumah yang tersebar di 17 Kelurahan di Kota Bukittinggi. Program bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) ini, merupakan kegiatan yang berasal dari APBD 2024, sebesar Rp 2.808.100.000,-.

“Melalui program bantuan RLTH, kami berupaya memperbaiki dan membangun rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan, kesehatan penghuni dan kecukupan ruang minimal bangunan sehingga layak untuk ditempati. Program ini sudah terealisasi 100 persen,” jelasnya.

Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengapresiasi atas terealisasinya program RTLH tahun 2024 ini. Ia mengingatkan kepada Dinas Perkim Kota Bukittinggi untuk melakukan pengecekan ulang terhadap kepemilikan rumah yang telah diajukan. Pengecekan dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan rumah tidak layak huni benar-benar diberikan kepada warga yang membutuhkan dan sesuai dengan data serta aturan yang berlaku.

“Kedepannya, saya menyarankan Dinas Perkim bersinergi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, dalam menentukan warga yang masuk kategori prioritas untuk menerima bantuan RTLH. Sehingga bantuan ini lebih menyasar pada keluarga yang tergolong miskin ekstrim, dan yang memiliki anak stunting seperti yang telah saya kunjungi beberapa hari terakhir,” ungkapnya.

Pjs Wako juga meminta untuk reaktivasi fungsi MCK (Mandi, Cuci, Kakus) umum di permukiman. Ini sangat penting karena berhubungan langsung dengan kesehatan lingkungan dan kualitas hidup masyarakat. MCK yang layak dapat mencegah penyakit menular, seperti diare dan infeksi saluran pencernaan, yang sering kali disebabkan oleh sanitasi yang buruk.(*)

Pjs Wako Minta Tingkatkan Pemantauan Pengobatan dan pencegahan Penyebaran TBC di Bukittinggi

Bukittinggi, terasnagarinews.com. Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, gelar rapat bersama Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, di BCC Balaikota, Rabu 13 November 2024. Rapat dilaksanakan untuk mengevaluasi dan membahas akselerasi penanganan Tubercolosis (TBC).

Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, menyampaikan, hingga November 2024, terdapat 735 penderita positif TBC dari 3606 warga yang discreening. Dari jumlah itu, terdapat 588 yang telah terobati dan 147 yang belum memulai pengobatan.

“Mereka yang termasuk belum memulai pengobatan, segera dilakukan pengobatan. Puskesmas harus melakukan penjaringan terhadap kontak erat penderita TB 1 berbanding 20 artinya dengan 1 orang penderita harus di lakukan 20 orang yang perkontak dengan penderita TB. Dinkes juga telah memiliki tim pemantauan makan obat di puskesmas pada wilayah kerja masing masing. Karena, pasien TBC, harus mengkonsumsi obat secara teratur, sesuai dengan anjuran dokter dan makan makanan yang bergizi,PHBS ungkap Linda.

Pjs Wali Kota Bukittinggi, H. Hani Syopiar Rustam, mengapresiasi upaya penurunan TB di Kota Bukittinggi. Intensitas penanggulangan TB harus ditingkatkan, termasuk sosialisasi, edukasi kepada masyarakat, bagaimana bahaya TB dan penularannya.

“Harus ada aksi nyata kita, agar masyarakat tahu bahaya TB. Harus ada upaya nyata kita untuk penanggulaan dan pencegahan TB ini,” tegasnya.

Pjs Wako juga mengajak DKK dan Puskesmas beserta jajarannya segera turun ke lapangan, berikan layanan kesehatan door to door. Khususnya bagi penderita TB, untuk memastikan rutinitas minum obat. DKK berserta Puskesmas harus lakukan penyuluhan atau pemahaman kepada masyarakat yang kontak erat dengan penderita TB ini, untuk meminimalisir penyebarannya.

“Segera kita laksanakan turun ke lapangan layanan door to door, kita himbau mereka untuk rutin meminum obat, agar lepas dari penyakit TB. TB bukan lah penyakit yang menakutkan. TB dapat disembuhkan, kita rubah paradigma masyarakat kita tentang penyakit ini. Optimalisasi pemantauan pengobatan dan pencegahan penyebaran TBC ini harus dilakukan,” pungkasnya.(*)