Desember 23, 2024

Politik

“Hari ini kami akan melaksanakan pertemuan dengan Wawako Bukittinggi, H. Marfendi Maad, sekaligus sebagai penasehat partai PKS Bukittinggi, untuk menyampaikan rasa tidak puas panitia dan Relawan Rumah Gadang Anis kepada Partai PKS”, kata Idris melalui percakapan What’sAap.

 

Foto Anis Baswedan dan Idris Sanur dimasa pembangunan jaringan relawan Provinsi dan Nasional (ft_idris sanur)

Bukittinggi.terasnagarinews.com

Buntut insiden pengusiran relawan Rumah Gadang Anis, yang dilakukan oleh oknum partai PKS, dalam acara do’a bersama untuk palestina di pedestarian Jam Gadang kemarin, memasuki babak baru.

 

Ketua Umum Relawan Rumah Gadang Sumbar, H. Idris Sanur, beserta panitia melayangkan surat pemberitahuan ke Mapolres Bukittinggi, terkait dengan rencana penyampaian rasa tidak puas mereka yang akan digelar hari ini ke Wawako Bukittinggi, H. Marfendi Maad.

 

Penyampaian rasa tidak puas panitia dan Relawan Rumah Gadang Anis Sumbar kepada Wawako Bukittingg tersebut, karena kedudukan Buya Marfendi juga merangkap sebagai dewan penasehat partai PKS Bukittinggi.

 

Surat pemberitahuan (ft_pdf Idris Sanur)

Melalui percakapan Whatsaap, Idris mengatakan dirinya bersama panitia dan relawan akan menemui Wawako Bukittinggi, H. Marfendi Maad di Balaikota Gulai Bancah, Bukittinggi.

 

Pertemuan itu dalam rangka menyampaikan rasa tidak puas panitia dan relawan Anis kepada Wawako Bukittingg, H. Marfendi Maad, terkait insiden pengusiran para relawan, dari atas pentas Do’a untuk Palestina bersama Anis Baswedan beberapa hari lalu di pelataran jam gadang.

 

“Hari ini kami akan melaksanakan pertemuan dengan Wawako Bukittinggi, H. Marfendi Maad, yang sekaligus sebagai penasehat partai PKS Bukittinggi, untuk menyampaikan rasa tidak puas kami, panitia dan Relawan Rumah Gadang Anis kepada Partai PKS”, kata Idris melalui percakapan What’sAap. (ASA)

Agam, terasnagarinews.com
Syafril SE, Dt.Rajo Api anggota DPRD Kabupaten Agam Fraksi Demokrat, berencana  akan melanjutkan program kerja yang belum tuntas selama menjabat menjadi anggota DPRD 2019-2024, saat di hubungi via phone cell nya Syafril mengatakan, masih ada beberapa program yang belum selesai diantaranya, Pembangunan jalan, peningkatan UMKM dan Pemerataan Pertanian,

Bagi Syafril, Dt Rajo Api tugas fungsi dewan tidak hanya legislasi saja tetapi juga kontroling atau pengawasan dan penganggaran salah satunya anggaran program kerja yang harus sesuai dengan peruntukkanya ” imbuhnya

“Saya kembali menjadi anggota dewan untuk periode 2024-2029 merupakan pengabdian kepada masyarakat dimana pada masa jabatan saat ini belum lah cukup untuk di tuntaskan karena adanya wabah Covid 19 yang lalu, kedepanya kita punya program kepada masyarakat dan ini harus dilanjutkan baik dari segi pertanian, koperasi, serta infrastruktur adalah sesuai dengan permohonan atau permintaan masyarakat.” Ujarnya

“Jalan jalan usaha tani di Kecamatan masih banyak yang belum selesai, Alhamdulillah sudah beberapa ruas jalan juga sudah banyak yang diperbaiki yang berasal dari Pokir” bebernya.

Syafril SE, Dt Rajo Api juga lebih optimis  Kerja-kerjanya sebagai legislator sudah dirasakan masyarakat ”

Hal senada juga di sampaikan oleh Mirna salah satu warga Kecamatan Palupuh,” Terima kasih kepada bapak Syafril Dt.Rajo Api yang telah memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam membangun daerah kita dan membawa ke arah yang positif bagi masyarakat,” ujarnya ( Basa )

 

                         Arif Rahman


Bukittinggi.terasnagarinews.com__  STIGMA politik sering dicitrakan dengan definisi yang buruk dan penuh intrik, karena dalam mewujudkan hajat seseorang ataupun kelompok dalam mencapai tujuan politiknya, sering kali segala upaya dilakukan, bahkan bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di tengah masyarakat.

Berbeda dengan pandangan seorang anak muda milenial yang bernama, Arif Rahman, “Politik bukanlah sesuatu yang buruk, karena dalam kegiatan sehari – hari, kita sudah otomatis berada dalam aktifitas politik, sebagai implementasi usaha kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik”

Kekhawatiran stigma tersebut akan merasuki pemikiran banyak kalangan, khususnya kalangan anak muda atau sering disebut dengan kalangan milenial, Arif memilih terjun kedalam kancah politik.

Menurut Arif kelahiran 18 Juni 1992 yang sepenuhnya menghabiskan masa pendidikannya di Kota Bukittinggi, mulai dari TK Jamiyatul Hujjaj Bukittinggi, SDN 16 Tarok Dipo Bukittinggi, SMPN 2 Bukittinggi, SMA Muhammadiyah Bukittinggi dan sekarang sedang berkutat menyelesaikan skripsi S1 di salah satu Universitas di Kota Bukittinggi, menilai adanya keuntungan yang sangat potensial menghadapi tantangan zaman yang berlangsung.

“Era industrialisasi 4.0 dalam pengaplikasiannya biasa disebut era digitalisasi, dimana setiap aktifitas masyarakat mulai memanfaatkan sistem otomatisasi guna mempermudah kebutuhan masyarakat”, ulas Arif.

Lanjut Arif, “Dengan modal dan semangat kaum millenial, potensi ini harus dimanfaatkan dengan sangat baik untuk membuka lapangan kerja yang akseleratif dengan perkembangan zaman, seperti gawai yang saya geluti saat ini, bergerak dibidang penyedia barang dan jasa terkait dengan perangkat komunikasi, informasi dan tekhnologi” 

Arif Rahman berpose diruangan service handphone A Cell miliknya yang beralamat di Fly Over By Pass Aur Kuning Bukittinggi.

“Karena karakteristik generasi Milenial yang paling mencolok adalah mereka sangat menguasai teknologi serta aktif di media sosial seperti Facebook, YouTube, Instragram, WhatsApp dan lain-lain”, imbuhnya.

Data menyebutkan sekitar 80% generasi Milenial mengakses media sosial setiap hari, mereka biasanya mencari informasi mengenai liburan, hiburan, kuliner, agama, politik, olah raga dan lain sebagainya.

“Sebagai politisi muda berbasis milenial, kita harus terjun untuk membingkai pendidikan serta kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan kaum milenial yang sangat potensial tersebut”

Millenial sejatinya cenderung tertarik pada hal-hal yang baru, inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman dan dibutuhkan kehadiran politisi milenial untuk membantu mereduksi iklim perpolitikan Indonesia yang cenderung mempertontonkan konflik dan intrik yang tidak elok dipandang.

Bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung visi untuk menciptakan lapangan kerja bagi kaum milenial Kota Bukittinggi.

Kontribusi politisi milenial juga diharapkan bisa menyaring arus informasi yang sangat mudah untuk di didapat, guna memberikan pendidikan politik terhadap pengaruh masif sikap apatis kalangan millenial terhadap dunia politik. (Ken)